KUBU RAYA, 04/12/2025 — Pagi kembali
merekah di Qubu Resort, Kubu Raya, setelah hujan beberapa hari menahan sinar
matahari dari kota Pontianak. Rumput yang masih menyimpan basah dan udara yang
membawa aroma tanah seolah menegaskan bahwa setiap jeda selalu mengandung
kesempatan untuk memulai ulang.
Di aula utama, ratusan tenaga
pendidikan IAIN Pontianak telah mengambil tempat. Riuh suara yang semula
memenuhi ruangan perlahan menipis, seperti gelombang yang sadar kapan harus
kembali ke garis pantai.
Capacity Building tahun ini dibuka
dengan format yang tidak bergantung pada protokol seremonial. Kepala Biro, Dr.
H. Moh. Junaidin, MA, menegaskan sejak awal: para pimpinan diminta hadir bukan
sebagai pemberi instruksi, melainkan sumber inspirasi.
Nama-nama penting hadir lengkap:
Ketua Senat, Wakil Rektor, Kepala Biro, para Dekan—semuanya berdiri dalam
satu posisi: memberi inspirasi, bukan sekadar instruksi. Tidak ada jarak
hierarkis yang ditegaskan, yang ada hanyalah ruang untuk menyemai energi
kolektif. Di antara deretan itu, Syamsul Kurniawan hadir sebagai Plh. Direktur
Pascasarjana. Ia memasuki mimbar tanpa terburu-buru, seolah membiarkan langkah
menyesuaikan irama ruangan.
Tatapannya mengitari aula. Tidak
untuk memastikan siapa mendengar dan siapa tidak, melainkan untuk menyelaraskan
jeda. Lalu seruannya mematahkan diam: “Semangat pagi!” Jawaban yang datang
begitu cepat dan berlapis dari ratusan peserta menyatu seperti satu suara yang
berkongsi napas: “Pagi… pagi… pagi!”
Syamsul membuka pesannya bukan
dengan laporan program, bukan dengan daftar agenda, melainkan dengan adagium
kuno Herakleitos: Panta Rhei Kai Uden Menei—segala sesuatu mengalir, tak
satu pun menetap. Kalimat itu mengantar seluruh hadirin pada metafora purba:
air.
Air, menurut Syamsul, adalah guru
yang tidak pernah memaksa dunia tunduk kepada bentuknya. Ia mengalir,
menyesuaikan, meresap, menunggu bila perlu, lalu bergerak kembali tanpa
kehilangan hakikat dirinya.
Metafora itu tidak berhenti pada
kelembutan. Air, katanya, mampu melubangi batu. Tanpa dentum, tanpa murka,
tanpa gempita. Hanya tetes yang konsisten, kerja yang tekun, waktu yang sabar.
“Belajarlah dari air,” ucapnya pelan
namun terukur. “Yang tampak lembut, tetapi mengalahkan kerasnya batu; yang
memberi hidup pada semua tanpa menuntut kembali; yang bergerak tidak untuk
menabrak, tetapi memahami arah.”
Ia lalu menghubungkan pelajaran itu
dengan sejarah seorang ulama besar: Ibnu Hajar al-Asqalani. Bukan karena
ketenarannya, tetapi karena prosesnya—yang ditempa bukan oleh tepuk tangan,
melainkan oleh kegigihan sehari-hari.
Tetapan air pada batu itulah yang
suatu ketika membungkam putus asa Ibnu Hajar. Bukan wahyu instan, melainkan
ketekunan yang terus mengulirkan keyakinan bahwa perubahan tidak lahir dari
gelegar, melainkan dari kontinuitas.
Suasana dalam ruangan berubah hening
namun tidak kosong. Seakan metafora air menyusup perlahan dalam kesadaran tiap
pendengar, mengoreksi cara pandang terhadap kerja: bahwa ketangguhan bukan
selalu tampak di permukaan.
Menjelang penutup, Syamsul menggeser
gambaran dari sungai ke langit. Pimpinan dan pelaksana, katanya, adalah dua
sayap burung. Burung tidak mungkin terbang hanya dengan satu sayap yang lebih
kuat.
Jika IAIN Pontianak ingin terbang
lebih tinggi, ingin melintasi angin yang lebih keras, dua sayapnya harus
digerakkan bersamaan, terlatih dalam ritme yang tidak saling mengungguli.
Sambutan usai, tepuk tangan mengalun
panjang, menembus hening yang sejak awal menjaga suasana. Yang tertinggal bukan
sekadar riuh seremonial, melainkan kesan yang mengalir utuh—seperti sungai yang
akhirnya menemukan kembali hulu tempat ia bermula.
Kegiatan Capacity Building berlanjut
sesuai susunan, tetapi pagi itu telah memberi sesuatu yang lebih dari sekadar
pembekalan teknis. Pelajaran tentang air telah menetap, menandai bahwa dalam
dunia kerja, ketekunan, adaptasi, dan arah tidak selayaknya dipisahkan.
Di luar, matahari mengeringkan sisa
hujan. Di dalam, kata-kata Syamsul masih mengalir pelan—menjadikan air bukan
sekadar unsur alam, tetapi cara memahami keberjalanan manusia dalam tugas.**

.jpeg)

