Iklan

Menghidupkan Pancasila

syamsul kurniawan
Thursday, June 12, 2025
Last Updated 2025-06-12T08:30:38Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates


 

Oleh: Syamsul Kurniawan 

 

Tahun 2025, menjadi tonggak refleksi yang penting bagi bangsa Indonesia. Di tahun ini, kita merayakan 80 tahun peringatan Hari Lahir Pancasila, sebuah momen yang semestinya tidak hanya dimaknai sebagai seremonial tahunan. Namun, di balik perayaan itu, muncul pertanyaan mendalam: sejauh mana nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila masih hidup di dalam keseharian rakyat Indonesia? Apakah Pancasila masih relevan, bukan hanya sebagai teks yang tercantum dalam dokumen resmi, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang memandu setiap tindakan kita sebagai bangsa?

 

Pancasila, sejak lahir pada 1 Juni 1945, adalah dasar negara yang menyatukan keberagaman bangsa Indonesia. Ia adalah kompas moral yang harus membimbing kita dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila bukanlah sekadar simbol yang dipajang di ruang-ruang pemerintah atau disampaikan dalam pidato-pidato politik. Ia adalah ruh dari bangsa ini yang seharusnya hidup dan menggerakkan kita untuk bertindak dengan adil, bijaksana, dan berperikemanusiaan.

 

Namun, dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Pancasila sering kali terpinggirkan oleh perkembangan zaman yang kian pesat. Di tengah derasnya arus globalisasi, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila semakin dilupakan. Fenomena ini menjadi semakin nyata dalam masyarakat yang lebih terfokus pada teknologi dan kemajuan ekonomi, daripada menjaga keharmonisan sosial dan kesatuan bangsa.

 

Pancasila seharusnya mengilhami kita untuk menjunjung tinggi keadilan, persatuan, dan kemanusiaan. Namun, kenyataannya, kita masih dihadapkan pada berbagai tantangan besar yang menggugah kesadaran kita akan pentingnya nilai-nilai luhur tersebut. Dalam dunia pendidikan, kita melihat banyak praktik tidak jujur, seperti jual beli gelar dan plagiarisme, yang mencerminkan kemunduran moral di kalangan mahasiswa dan dunia akademik. Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat pembentukan karakter justru menjadi ajang perburuan gelar tanpa esensi.

 

Sementara itu, di ranah keagamaan, kita masih menyaksikan munculnya intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan yang mencoreng kehidupan beragama di Indonesia. Padahal, sila pertama Pancasila yang menegaskan “Ketuhanan yang Maha Esa” seharusnya menjadi landasan bagi kita untuk hidup berdampingan dalam keberagaman. Namun, realitas yang ada seringkali bertolak belakang dengan nilai tersebut. Agama, yang seharusnya menjadi sumber perdamaian, sering dipolitisasi untuk kepentingan tertentu yang mengarah pada perpecahan antar umat beragama.

 

Di bidang sosial dan ekonomi, ketidakadilan sosial semakin mengemuka. Praktek eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat semakin marak. Sebagian besar rakyat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan, sementara segelintir orang menguasai kekayaan alam negara ini. Ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin lebar menjadi bukti bahwa prinsip keadilan sosial dalam Pancasila belum sepenuhnya terwujud.

 

Selain itu, perusakan lingkungan yang kian parah juga mengingatkan kita akan kegagalan dalam menghidupkan nilai Pancasila yang mengajarkan kita untuk menjaga kelestarian alam. Penambangan liar, deforestasi, dan pencemaran lingkungan adalah dampak dari ketidakpedulian kita terhadap keberlanjutan alam. Padahal, salah satu pokok ajaran Pancasila adalah tanggung jawab terhadap lingkungan hidup, baik untuk kita sendiri maupun untuk generasi mendatang.

 

Pancasila harus dihidupkan kembali dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diterjemahkan dalam tindakan nyata yang bisa dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. Jangan biarkan Pancasila menjadi dokumen sejarah yang hanya dibaca dan diperingati setahun sekali, tetapi tidak dijalankan dalam kehidupan nyata.

 

Di tengah zaman yang semakin kompleks ini, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menghidupkan Pancasila. Pendidikan harus bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moral. Pendidikan harus mampu mengajarkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, seperti kejujuran, keadilan, toleransi, dan kemanusiaan. Sebab, tanpa pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila, kita akan kehilangan arah dan tujuan sebagai bangsa.

 

Selain itu, peran keluarga sebagai institusi pertama dalam pendidikan juga sangat krusial. Keluarga adalah tempat pertama di mana nilai-nilai dasar diperkenalkan dan ditanamkan. Melalui pendidikan keluarga, anak-anak akan belajar tentang pentingnya nilai-nilai luhur dalam kehidupan mereka sehari-hari. Maka dari itu, menghidupkan Pancasila harus dimulai dari lingkungan keluarga, sebelum kemudian diteruskan ke sekolah dan masyarakat luas.

 

Pendidikan agama juga memiliki potensi yang besar dalam memperkokoh nilai-nilai Pancasila. Agama mengajarkan kita untuk hidup dengan saling menghormati, mencintai sesama, dan menjaga kedamaian. Pancasila dan agama memiliki kesamaan tujuan dalam mengajarkan kita untuk hidup dengan penuh kasih sayang dan saling menghargai. Oleh karena itu, pendidikan agama yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila akan memperkuat karakter bangsa yang berakhlak mulia.

 

Tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana menghidupkan Pancasila di tengah arus perubahan yang begitu cepat. Globalisasi yang membawa berbagai perubahan sosial, budaya, dan teknologi seringkali membuat kita kehilangan jati diri sebagai bangsa. Oleh karena itu, menjaga nilai-nilai Pancasila berarti menjaga jati diri bangsa Indonesia agar tetap kokoh di tengah pergeseran zaman.

 

Globalisasi tidak seharusnya menjadi alasan untuk melupakan nilai-nilai luhur yang telah kita warisi dari para pendiri bangsa. Sebaliknya, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa mengorbankan identitas dan karakter bangsa. Dengan menghidupkan Pancasila, kita akan mampu menciptakan sebuah bangsa yang bersatu, adil, dan sejahtera, meskipun hidup di tengah arus globalisasi yang begitu deras.

 

Pancasila juga harus menjadi landasan bagi kebijakan publik yang berkeadilan. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil memperhatikan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial, kesetaraan, dan persatuan. Pancasila harus menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan rakyat banyak, bukan hanya kepentingan segelintir kelompok.

 

Menghidupkan Pancasila juga berarti memperkuat solidaritas sosial di tengah masyarakat. Kita harus mampu membangun masyarakat yang saling mendukung, bukan masyarakat yang terpecah belah oleh kepentingan pribadi atau kelompok. Solidaritas sosial yang tinggi akan menciptakan masyarakat yang harmonis, di mana setiap individu saling peduli dan membantu satu sama lain dalam menghadapi tantangan kehidupan.

 

Selain itu, kita juga harus memperkuat integritas dalam setiap aspek kehidupan. Integritas adalah nilai utama yang terkandung dalam Pancasila, yang mengajarkan kita untuk hidup dengan jujur, bertanggung jawab, dan adil. Menghidupkan Pancasila berarti membangun masyarakat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berintegritas tinggi dalam setiap tindakannya.

 

Tidak ada jalan pintas untuk menghidupkan Pancasila. Semua ini membutuhkan komitmen bersama dari seluruh elemen bangsa. Pancasila harus dijadikan sebagai dasar dalam setiap tindakan dan kebijakan yang diambil, mulai dari individu, keluarga, hingga pemerintah. Jika setiap lapisan masyarakat bersatu dalam menghidupkan Pancasila, maka kita akan mampu mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang adil, makmur, dan berperadaban.

 

Pancasila adalah warisan bangsa yang harus kita jaga dan hidupkan. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya adalah nilai universal yang bisa diterima oleh semua golongan, suku, agama, dan budaya di Indonesia. Dengan menghidupkan Pancasila, kita akan mampu menjaga kesatuan dan keberagaman bangsa Indonesia, serta menciptakan masyarakat yang lebih baik di masa depan.

 

Pancasila adalah kompas moral yang harus terus hidup di tengah setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, kita harus terus berupaya untuk menjadikannya sebagai pedoman dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Dengan menghidupkan Pancasila, kita akan memastikan bahwa bangsa Indonesia tetap teguh dalam menghadapi segala tantangan zaman yang semakin kompleks.

 

Pancasila bukan sekadar slogan, tetapi sebuah panggilan untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip luhur yang terkandung di dalamnya. Menghidupkan Pancasila berarti kita harus berani melawan ketidakadilan, menegakkan kebenaran, dan menjunjung tinggi kemanusiaan. Hanya dengan cara ini, kita akan mampu menjaga Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beradab.

 

Menghidupkan Pancasila juga berarti menjaga keberagaman sebagai kekuatan. Indonesia adalah negara dengan kekayaan budaya, suku, dan agama yang luar biasa. Keberagaman ini harus dijaga dan dihargai, karena itulah yang membuat Indonesia unik. Pancasila mengajarkan kita untuk hidup dalam harmoni, meskipun berbeda-beda. Dengan menjaga nilai Pancasila, kita akan mampu menjaga kedamaian dan persatuan bangsa Indonesia.

 

Akhirnya, kita harus mengakui bahwa tantangan zaman tidak bisa dihadapi dengan cara-cara lama. Namun, kita juga tidak boleh melupakan nilai-nilai yang telah membentuk bangsa ini. Pancasila adalah sumber kekuatan bangsa Indonesia yang harus terus dihidupkan, baik dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Hanya dengan cara ini, kita akan mampu mengatasi kegilaan zaman dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

 

Pancasila adalah warisan yang harus kita jaga. Menghidupkannya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Dengan menghidupkan Pancasila, kita akan menjaga bangsa ini tetap utuh, kuat, dan mampu menghadapi segala tantangan yang datang. Pancasila adalah pijakan kita, dan selama kita tetap berdiri di atasnya, kita akan selalu menemukan jalan menuju masa depan yang lebih baik.***

 

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Trending Now